Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaykum
wr wb
Umur kamu
sudah diatas 17 tahun?
Dan kamu masih
jomblo?
HAHAHAHAHAHAHA....
.
.
.
.
Sama.
Menulis...
kegiatan simpel memang, hanya duduk didepan meja menggengam pena, menarik
secarik kertas lalu menumpahkan hal-hal yang ada di benak kita dengan kalimat
sederhana. Di era teknologi ini, menulis dapat disamakan dengan mengetik. Duduk
didepan laptop, gagdet, atau komputer. Dengan posisi jari yang siap-siap
mengungkapkan segenap perasaan dan pemikiran yang sudah menggebu-gebu untuk
dituangkan.
Menulis
memang bukan kegiatan yang mengagumkan ketika kalian hanya menulis curahan hati
ke social media atau sekedar menaruh komentar di foto atau status teman tanpa
perencanaan, hanya iseng, atau mengisi waktu luang.
Guys,
menulis dapat menjadi hal yang mengagumkan ketika tema yang kalian tulis adalah
pengalaman hidup sehingga mampu menjadi inspirasi bagi setiap orang yang
membacanya.
Postinganku
memang tidak sepenting laman pemerintah yang setiap hari mengulas kasus-kasus
problematika negara, tak semenarik Raditya Dika yang setiap hari menyelipkan
guyon dan banyolan segar, tak secerdas Asma Nadia yang mampu mengguncang dunia
dengan berbagai karyanya.
Tulisan
ini hanya tetesan pena dari remaja kecil berkulit coklat yang tengah mencari jati dirinya. Menjalani hari-hari di
kampus tercinta Universitas Negeri Jakarta, bukan berasal dari keluarga kaya
raya, kyai, superstar, atau aparatur negara.
Aku bukan
wanita shalehah seperti yang mereka bayangkan. Bukan wanita cerdas yang mampu
menuangkan pemikirannya dengan apik. Aku hanya wanita biasa, yang tengah
mencari ridho-Nya, ditengah godaan cinta dan amanah yang segudang.
Menjadi
seorang Sekretaris Umum yang baru dinobatkan beberapa hari lalu di suatu
organisasi Jurusan, memang bukan amanah yang mudah, membantu tugas ketua dalam
mencapai visi-misinya, mengerjakan agenda kesekretariatan yang menaungi biro
kestari dengan 3 anggota didalamnya,
tentu bukan hal yang mudah yang harus diemban oleh remaja cilik ini. Ditengah
kesibukkan berorganisasi dan amanah segunung, aku juga harus mengingat tujuan
awal berada di kampus ini. Kuliah.
Ya, menjadi anak kedua dari tiga bersaudara
bukanlah perkara yang mudah, aku harus mampu menempatkan posisiku sebagai
hamba, anak, mahasiswa, kakak, teman, maupun adik.
Aku bukan
mereka yang memakai jilbab panjang dengan senyum indah ala bidadari surga, yang
setiap hari menggengam qur’an, dengan mulut komat-kamit petanda lantunan
hafalan qur’an setiap harinya.
Aku hanya
aku.
Gadis
kecil yang masih terlena akan indah dunia.
Cinta.
Dan
nafsu.
***
Perjalananku
tak semulus yang kau bayangkan. Aku pernah terperangkap dalam lubang yang
begitu dalam, gelap, bau, lembab, dan menjijikan. Lubang yang bahkan aku tau
akan membawaku ke neraka, lubang yang orang lain tak berani memasukinya, namun
aku berani. Bahkan aku mencoba masuk tanpa ada yang mendorong. Lubah zinah!
Aku
pernah jadi manusia paling menjijikan, paling kotor, bahkan paling pantas masuk
neraka. Pikirku kala itu. Tapi aku tersadar. Belum lama. Baru-baru ini. Sekitar
3 jam yang lalu.
Aku
pernah mencintai, tapi dikhianati. Pernah benar-benar berjuang, tapi
disia-siakan, pernah diam-diam mendo’akan, tapi tersakiti, pernah diam-diam
memuji, tapi dicampakkan. Hingga akhirnya aku tersadar, selama ini yang aku
damba-dambakan adalah “Manusia”. Hanya ciptaan. Yang berasal dari air mani dan
sel telur. Wajah rupawan yang hanya bersembunyi dibalik daging dan kulit,
bahkan tanpa hal itu, manusia benar-benar terlihat menjijikan.
Astagfirullah,
begitu bodohnya diri ini. Membiarkan 19 tahun untuk dihabiskan sia-sia.
Apakah aku
Islam? Ya.
Apakah aku berjilbab? Ya.
Apakah aku sholat? Ya.
Apakah aku bisa membaca al-qur’an? Ya.
Namun kenapa aku masih berbuat zinah?
Apakah aku berjilbab? Ya.
Apakah aku sholat? Ya.
Apakah aku bisa membaca al-qur’an? Ya.
Namun kenapa aku masih berbuat zinah?
Aku
menjawab..
.
.
.
.
Cinta.
Aku
selalu bersembuyi dibalik kata itu. Bertahun-tahun. Bahkan sampai hari ini.
Walau kadarnya memang selalu berbeda setiap masa.
Pacaran!
Jembatan kecil penyebab zinah. Tak bisa dipungkiri, ketika dua orang saling
mencintai karena nafsu. Maka setan suka sekali menggodanya. Ah! Bodohnya diriku
pernah merasakan hal itu. Aku? Pernah pacaran. Tapi....
GAMAU LAGI AH....
GAMAU LAGI AH....
Aku
pernah begitu mengidolakan seorang laki-laki. Ya, bukan pernah. Tapi masih,
bahkan sampai detik ini, dengan jurus andalanku yaitu memberikan perhatian,
nge-chat pagi siang sore malam, berdandan cantik, selalu ada untuk dia. Ah, ku
harap aku bisa mendapatkannya dengan melakukan hal itu. Nyatanya? Bagaikan
menggengam kaktus! Semakin erat kau pegang semakin sakit yang kau rasakan. Jangan
digenggam, biarkan ia tumbuh dan terkena cahaya matahari, kamu cukup diam dan
mengamati dari jauh.
“Lepaskan!
Maka kamu akan mendapatkannya” Bisik sesuatu dalam hatiku.
“Omong
kosong! Bagaimana mungkin jika aku membiarkannya bebas aku akan mendapatkannya?
Bodoh! Dengan memberi perhatian saja aku tak mendapatkannya, bagaimana pula
kalau aku lepaskan? Dia pasti akan menjadi miliki orang lain” konflik kecil
hatiku.
Akhirnya
ku putuskan untuk terus memberinya perhatian, bahkan lebih dari yang ku berikan
awalnya.
Namun?
.
.
.
.
Benar
.
.
.
.
.
Dia jadi
milik orang lain! Galau? Iya.
Malas mengerjakan apa-apa?
Seharian di kamar?
Menangis?
Semua orang menjadi objek masalah?
Tidak bisa disenggol sedikit?
Rasanya ingin membanting barang-barang yang ada dirumah?
Frustasi? Iya! Begitulah yang kurasakan kurang lebih 19 tahun ini.
Malas mengerjakan apa-apa?
Seharian di kamar?
Menangis?
Semua orang menjadi objek masalah?
Tidak bisa disenggol sedikit?
Rasanya ingin membanting barang-barang yang ada dirumah?
Frustasi? Iya! Begitulah yang kurasakan kurang lebih 19 tahun ini.
Berbagai
motivasi datang dan menyemangatiku, kakak-kakak mentor mencoba membawaku ke
ranah Islami. Namun ku tolak!
Teman-teman
mengajakku untuk mendekatkan diri pada Allah. Namun, ku abaikan!
Hingga
suatu hari, saat tengah membaca al-qur’an aku temukan ayat ini :
Katakanlah,
“Apakah di antara sekitarmu ada yang membimbing
kepada
kebenaran?”
Katakanlah,
“Allah lah yang membimbing kepada
kebenaran”.
Maka yang
manakah yang lebih berhak diikuti?.
Tuhan
yang membimbing kebenaran itu?,
ataukah
orang yang tidak mampu membimbing
bahkan
perlu dibimbing?
Maka
mengapa kamu (berbuat demikian)?
Bagaimana
kamu mengambil keputusan?
(Q.S
Yunus : 35)
Aku pun
tersadar, bahwa hanya Allah –lah yang mampu memberikan hidayah pada manusia.
Aku selalu menunggu hidayah itu, sampai ku tersadar satu hal bahwa..
Hidayah
itu tidak ditunggu
tapi
dijemput
Hidayah
itu seperti maut
tak
tau kapan akan datang
jemputlah
hidayah itu secepat mungkin
Sebelum
maut yang terlebih dahulu menjemputmu
Aku hanya
ingin membagi ceritaku disini,
Kawan...
aku pernah diposisi kalian. Pernah benar-benar mencitai seseorang sampai-sampai
berfikir “si dia lah yang paling baik, ga ada lagi”.
Salah! Salah
besar kawan.
Ayolah! Jangan
terus membuang waktumu untuk hal yang sia-sia. Biarkan dia yang tidak
mencintaimu lepas bersama orang lain. Allah menciptakan manusia seperti debu-debu
vulkanik. Banyak! Sangat banyak.
Kamu bisa
mendapatkan orang yang lebih baik dari siapa yang kau cintai hari ini.
Kuncinya
adalah jadilah cantik!
Cantik
tidak selalu identik dengan fisik.
Allah
memberimu sebuah gumpalan sebesar telapak tangan yang beratnya tidak lebih dari
2 kg. Otak! Ya, kamu punya otak, ayo kita sama-sama isi otak kita dengan konten
yang lebih bermanfaat. Belajar, dan bereksperimen.
Sayang, kecantikan
itu tidak abadi. Yang abadi adalah kebaikan hati dan akhlak mulia, sampai matipun
kau akan bawa itu semua. Marilah sama-sama perbaiki diri. Dimulai dari hal
kecil : tersenyum.
Teman, percayakah. Inilah yang sudah ku lakukan beberapa bulan ini :
- Membiasakan sholat tepat waktu - Membaca al-qur’an dengan target (One day One Juz - ODOJ)
- Menghafal surah surah pendek
- Membaca tips kesehatan
- Menghafal dan bereksperimen dengan resep masakan
- Mencintai kebersihan (rumah, kampus, diri)
- Menjaga tutur kata
- Mengurangi bermain ponsel
- Tidur.
Haha,
yaaa. Tidur memang hobbyku. Tidur baik loh untuk kecantikan, mengurangi kantung
mata, menjaga metabolisme tubuh, menyegarkan pikiran sehingga kita mampu
mengambil keputusan dengan baik, tidak cepat marah, dan menjadi orang yang
lebih tegar *asek
Bukan
maksud berniat sombong, aku hanya ingin berbagi pengalaman pada kalian. Mungkin
kalian akan bilang “mustahil” tapi ketika kalian masuk ke ranah yang ku
ceritakan, kalian akan paham. Betapa indahnya duniaku. Betapa indahnya dekat
dengan ciptaan-Nya. Betapa indah bermesraan dalam tahajud-Nya, betapa indah
mencitai-Nya dalam diam.
Semua
aktivitas itu, bisa kalian lakukan diwaktu luang loh. Oke, kalau belum bisa
ODOJ coba lah sempatkan membaca al-qur’an walaupun hanya satu lembar bahkan
satu ayat. Amati artinya! Sulit memang awalnya, tapi lama kelamaan, bagaikan menelan
narkoba. Aku ketagihan! Bahkan ketika target qur’anku belum ku penuhi hari ini.
Gelisah dan takut selalu menyelimuti. Takut jikalau aku belum mebayar “utang”
ku pada Allah, aku sudah harus menemui-Nya.
Belajar!
Jadilah wanita pintar!
Lihat
sekitar! Belum tentu kamu jadi wanita atau mempunyai suami yang kaya raya! Ku
do’akan kamu bisa menjadi wanita sukses yang kaya raya. Tapi coba lihat
paitnya? Jika kamu jadi wanita biasa-biasa saja. Apa anakmu akan makan batu?
Kita wanita, tidak boleh bergantung pada laki-laki. Mau jadi ibu rumah tangga
atau wanita karir nantinya, tetapkan menjadi wanita cerdas yang mampu mendidik
anak-anakmu sehingga menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas namun juga menjadi anak
yang sholeh/sholehah.
Sayang,
belajarlah memasak! Memasak untuk menyenangkan suamimu, memasak untuk
memanjakan putra-putrimu. Sayang, jadilah ibu yang dirindukan karena masakannya.
Kamu punya banyak waktu untuk mempelajari itu
semua sebelum target usia nikahmu tiba. Sepeti aku, aku masih punya waktu 4
tahun untuk terus mengisi konten diriku.
***
Sekali
lagi ku tegaskan. Aku bukan wanita
berkerudung panjang, kuliah saja masih menggunakan celana jeans. Bahkan ketika
aku bilang “aku ingin mentoring” aku ditertawakan teman-temanku. Aku gadis
kecil yang masih suka ceplas-ceplos. Suka bercanda, tertawa sembarangan. Ah!
Aku masih jauh dari kata “baik”.
Aku
wanita dengan segudang teman laki-laki. Bukan wanita yang mengabdikan dirinya
di masjid, mengikuti pengajian, siraman rohani, berkumpul dengan ukhti-ukhti
sholehah. Bukan! Sekali lagi bukan!
Aku hanya
wanita yang masih belajar memperbaiki diri. Mencoba mendekatkan diri pada
ciptaan-Nya. Mencoba mensyukuri setiap karunia-Nya, mencoba terlarut dalam
takdir-Nya tanpa pernah berhenti berdo’a dan berusaha.
Jatuh
cinta?
Ya. Aku
masih merasakannya sampai detik ini.
Seorang
laik-laki yang sudah ku kagumi sejak 1,5 tahun lalu secara diam-diam.
“PANGERAN
KAMPRET”. Kunjungi blog ke-2 kita sist! kwk
Tapi aku
percaya. Ikhtiar tidak akan menghianati usaha.
Aku hanya
bisa mendo’akanmu dari jauh.
Berharap Allah sampaikan rasa ini dan
mempersatukan kita dalam ikatan yang halal. Ya! Masih berharap seperti itu.
Entah sampai kapan. Setidaknya aku tidak mencintai laki-laki lain sejak 1,5
tahun ini selain dia. Tapi yasudahlah..
Kita
gausah pacaran yaaa. Banyak zinahnya.
Gue
tunggu lo halalin gue aja deng pang, 4 tahun lagi yak! kwkwkw
Oh pangeran kampretttttttttt.. Bacalah
iniiiiiii. Huf
***
Guys,
ingatlah :
Bagi
orang-orang yang berbuat baik
ada
pahala yang terbaik (surga)
dan
tambahannya
(kenikmatan
melihat Allah).
Dan
wajah mereka tidak ditutupi debu hitam,
dan
tidak (pula) kehinaan.
Mereka
itulah penghuni surga
Mereka
kekal didalam-Nya
Adapun
orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapat balasan)
balasan
kejahatan yang setimpal
dan
mereka diselubungi kehinaan.
Tidak
ada bagi mereka satu pelindung pun
(dari
azab Allah)
Dan
seakan-akan wajah mereka
ditutupi
dengan kepingan-kepingan malam
yang
gelap gulita.
Meraka
itulah penghuni neraka.
Mereka
kekal didalamnya
(Q.S
Yunus 26-27)
“Dekati
dulu pencipta-Nya, baru dekati ciptaan-Nya”
Silviana
Oktaferi Putri – 19 tahun
Mulai
detik ini, silvi menyatakan akan menjadi JOSS.
Kamu?^^
Thanks for visiting my blog!
Semoga menginspirasi yaaa...
Pepatah tua mengatakan
"Motivasi paling besar adalah tamparan, cacian, dan makian. Karena hal-hal itu mampu membuat kita bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik".
Jazakumullah
khairon katsiran