BAB II
Perencanaan
A.
Definisi Perencanaan
Defini
perencanaan menurut para ahli :
- Terry
(1975) :
Perencanaan
adalah pemilihan dan penghubungan fakta-fakta, membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.
- M.Farland
:
Perencanan
adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya
untuk mengubah daripada wewenangnya.
- Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel :
Perencanaan
adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan,
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari
alternatif-alternatif yang ada.
- Siagian
(1994) :
Perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
yang telah ditentukan.
- Drs.H.
Malayu S.P Hasibuan :
Perencanaan
adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua
unsu, yaitu :”tujuan dan pedoman”.
- Kusmiadi
(1995) :
Perencanaan
adalah proses dasar yang kita
gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan
menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
Dari
beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik sintesa bahwa perencaan merupakan
pondasi dasar dalam menjalankan suatu kegiatan yang terdiri dari asumsi –
asumsi, penggabungan fakta – fakta yang ada dilapangan yang dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dalam memlulai suatu kegiatan.
B.
Dasar Pemikiran Perencanaan
Pada
awalnya perencanaan dimaksudkan untuk membuat pondasi dasar dalam menjalankan
suatu tindakan.
Suatu
perencanaan identik dengan suatu sistem analisis yaitu dalam konteks yang berbeda,
disebut dengan penelitian operasional.
Beer
(1966) menggambarkan penelitian operasional sebagai berikut : “Penelitian
operasional adalah serangan ilmu modern terhadap masalah kompleks yang timbul
dalam arah dan pengelolaan sistem besar manusia. Mesin, material dan uang dalam
industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan distenetive adalah
untuk mengembangkan model scientifik dari sistem, menggabungkan ukuran faktor
kesempatan dan risiko tersebut, yang dapat digunakan untuk memprediksi dan
membandingkan hasil dari keputusan alternatif, strategi dan kontrol. Tujuannya
adalah untuk membantu manajemen menentukan kebijakan dan tindakan ilmiah.”
C.
Konsep Perencanaan
Konsep – konsep dalam Perencanaan
meliputi :
1. Proses
menentukan bagaimana sistem manajemen akan mencapai tujuan-tujuan, menentukan
bagaimana organisasi dapat mencapai apa yang ingin ditujunya(certo, 2003)
2. Proses
menetapkan tujuan-tujuan dan rancangan tindakan, membangun peraturan-peraturan
dan prosedur, dan memperhitungkan hasil-hasil yang akan terjadi dimasa yang
akan datang.(Dessler,2001)
D.
Proses Perencanaan
Perencanaan
sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu
pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling
berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Menurut
Louis A.Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh
seorang manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang
memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan
datang.
Berikut
ini aktivitas yang dimaksud :
1.
Prakiraan
(Forecasting)
Prakiraan
merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan waktu
yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2.
Penetapan
Tujuan (Establishing Objective)
Penetapan
tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai
melalui pelaksanaan pekerjaan.
3.
Pemrograman
(Programming)
Pemrograman
adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan :
a. Langkah-langkah
utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan,
b. Unit dan
angota uang bertanggung jawab untuk setiap langkah,
c. Urutan
serta pengturan waktu setiap langkah.
4.
Penjadwalan
(Scheduling)
Penjadwalan
adalah penetapan atau penunjukkan waktu menurut kronologi tertentu guna
melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5.
Penganggaran
(Budgeting)
Penganggaran
merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan
(financial recources) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6.
Pengembangan
Prosedur (Developing Procedure)
Pengembangan
prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode
pelaksanaan suatu pekerjaan.
7.
Penetapan
dan Interpretasi (Estabilishing and
Interpreting Policies)
Penetapan
dan interpretasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam
menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya akan bekerja.
Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang sentiasa berlaku untuk
permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.
E.
Sifat – sifat Perencanaan
Rencana
yang baik haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan
terang,
b. Fleksibel,
c. Mempunyai stabilitas,
d. Ada dalam perimbangan, dan
e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan.
Dalam
membuat perencaan, seorang perencana harus tahu betul bagaimana cara – cara
agar rencana yang akan ia jalankan dapat berjalan dengan lancar.
Selain
itu, dalam suatu instansi, lembaga atau organisasi perencanaan harus di buat
dalam kata – kata yang mudah dimengerti sehingga akan tercipta koordinasi yang
baik dalam menjalankan rencana tersebut.
F.
Fungsi Perencanaan
Dalam menjalankan perencanaan tentu
kita harus tahu fungsi dari perencanaan itu sendiri, yaitu :
a.
Menentukan
titik tolak dan tujuan usaha
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai
sehingga merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai
sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak dan tujuan.
b.
Memberikan
pedoman, pegangan dan arah
Suatu perencanaan mengadakan
perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan suatu
perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan
aktifitas kegiatannya.
c.
Mencegah
pemborosan waktu, tenaga dan material
Dalam menetapkan alternatif dalam
perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan
realistis atau tidak. Atau dengan kata lain, apakah masih dalam batasan
kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan.
d.
Memudahkan
pengawasan
Dengan adanya planning kita dapat
mengetahui penyelewengan yang terjadikarena perencanaan merupakan pedoman dan
patokan dalam melakukan dalam suatu usaha.
e.
Kemampuan
evaluasi yang teratur
Dengan adanya perencanaan, kita
dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukan sudah sesuai dengan tujuan yang
ingin kita capai.
f.
Sebagai
alat koordinasi
Perencanaan dalam suatu perusahaan
kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi
berbagai bidang dimana tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan
benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah.
Sumber :
Arief Bowo PK, SE., MM. “Perencanaan”.
Jakarta: Universitas Mercu Buana,2008
0 komentar:
Posting Komentar