Bab IX
Kepercayaan
A.
Pengertian
Definisi Konseptual :
1. Das
dan Teng (1998)
Kepercayaan
(trust) adalah derajat di mana seseorang yang percaya menaruh sikap positif
terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang dipercayanya di dalam
situasi yang berubah ubah dan beresiko.
2. Rousseau
et al, (1998)
Kepercayaan
adalah bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima
kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
3. Mayer
(1995)
Kepercayaan
adalah keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak
lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu
tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap
kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain.
4. Doney
et.al. (1998)
Kepercayaan
adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang
berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.
5. Sztompka
(1999)
“Trust
is the expectation that other people, or groups or institutions with whom we
get into contact –interact, cooperate – will act in ways conductive to our well
– being”.
“Kepercayaan
adalah sebuah harapan orang lain, atau kelompok atau lembaga dengan siapa kita
mendapatkan ke sebuah hubungan yang mempengaruhi, bekerja sama - akan bertindak
dengan cara yang konduktif untuk - kesejahteraan”.
6. Lane
(1998)
“Trust
is highly relevant when the trustor depends on the trustee’s future action(s)to
achieve his/her own goals and objectives”.
“Kepercayaan
adalah hal yang sangat relevan saat trustor mengawasi perwakilan tindakan
kehidupan untuk mencapai tujuannya sendiri”.
B.
Faktor
yang Memengaruhi Kepercayaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepercayaan seseorang. McKnight et al (2002) menyatakan bahwa ada
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen yaitu perceived web vendor reputation, dan perceived
web site quality.
a.
Perceived
Web Vendor Reputation
Reputasi
merupakan suatu atribut yang diberikan kepada penjual berdasarkan pada
informasi dari orang atau sumber lain. Reputasi dapat menjadi penting untuk
membangun kepercayaan seorang konsumen terhadap penjual karena konsumen tidak
memiliki pengalaman pribadi dengan penjual, Reputasi dari mulut ke mulut yang
juga dapat menjadi kunci ketertarikan konsumen. Informasi positif yang didengar
oleh konsumen tentang penjual dapat mengurangi persepsi terhadap resiko dan
ketidakamanan ketika bertransaksi dengan penjual. Hal ini dapat membantu
meningkatkan kepercayaan konsumen tentang kompetensi, benevolence, dan
integritas pada penjual.
b.
Perceived
Web Site Quality
Perceived
web site quality yaitu persepsi akan kualitas situs dari toko maya. Tampilan
toko maya dapat mempengaruhi kesan pertama yang terbentuk. Menurut Wing Field
(dalam Chen & Phillon, 2003), menampilkan website secara professional
mengindikasikan bahwa toko maya tersebut berkompeten dalam menjalankan
operasionalnya. Tampilan website yang professional memberikan rasa nyaman
kepada pelanggan, dengan begitu pelanggan dapat lebih percaya dan nyaman dalam
melakukan pembelian.
Sedangkan
faktor – faktor yang memengaruhi kepercayaan menurut Husaini Usman dalam
bukunya Manajaemen Teori (2012) adalah sebagai berikut :
Kepercayaan ialah harapan positif.
Faktor
atau kunci mempengaruhi kepercayaan ada lima dimensi, yaitu :
1. Integrity
(Integritas)
Integritas
adalah sifat – sifat yang jujur dan bermoral. Kejujuran adalah unsur yang
paling menentukan dalam peristiwa komunikasi. Kejujuran tidak saja menjadikan
komunikasi menjadi efektif, tetapi juga mampu menciptakan pemahaman yang baik
antara komunikan dan komunikator.
Pesan
yang dilandasi kejujuran akan mengarahkan komunikasi agar terhindar dari
distorsi atau kesalahan dalam mencangkap informasi.
2. Competence
(Kompetensi)
Kompetensi
ialah sifat, pengetahuan, dan pribadi seseorang yang relevan dalam menjalankan
tugasnya secara efektif.
Kompetensi
terdiri atas kompetensi generik dan kompetensi spesifik.
a. Kompetensi
generik
Kompetensi
yang bersifat umum yang harus dimiliki setiap pekerja. Misalnya : kemampuan
mengoperasikan mesin pabrik, menguasai teknologi informasi dan memiliki etos
kerja yang tinggi.
b. Kompetensi
spesifik
Kompetensi
khusus untuk mengerjakan pekerjaan khusus. Misalnya : seseorang yang bekerja
menjadi seor
3. Concistency
(Konsistensi)
Konsistensi
ialah sifat kokoh atau teguh (presistent) pada pendirian, meskipun berbagai
ancaman mengahadang.Orang yang konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya,
tidak mudah beruba-ubah perilakunya (sikap, pikiran, dan perbuatannya), ucapan
janjinya dapat dipercaya, serta cocok antara kata dan
perbuatannya.Ketidakkonsistenan antara ucapan dan perbuatan, janji dan
buktinya, dapat mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan.
4. Loyalty (Kesetiaan)
Kesetiaan
ialah keinginan untuk selalu melindungi, menyelamatkan, mematuhi, atau taat
pada apa yang disuruh atau dimintanya, dan penuh pengabdian. Orang yang setia tidak akan berkhianat,
serong, atau selingkung.
5. Openness
(Keterbukaan)
Keterbukaan
ialah keadaan dimana setiap orang yang terkait dengan pendidikan dapat
mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan dan kebijakan sekolah.
Keterbukaan sama dengan polos, apa adanya dan tidak bohong, tidak curang,
jujur, dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah
C.
Dimesi
Kepercayaan
McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam
Bachmann & Zaheer, 2006).
Kepercayaan dibangun antara pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam
interaksi maupun proses transkasi.
McKnight et al (2002) menyatakan bahwa ada
dua dimensi kepercayaan konsumen, yaitu:
1. Trusting Belief
Trusting belief
adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam
suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen)
terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki
karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. McKnight et al (2002)
menyatakan bahwa ada tiga elemen yang membangun trusting belief, yaitu benevolence,
integrity, competence.
a. Benevolence
Benevolence (niat
baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk berperilaku
baik kepada konsumen. Benevolence merupakan kesediaan penjual untuk melayani
kepentingan konsumen.
b. Integrity
Integrity
(integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran
penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada
konsumen.
c. Competence
Competence
(kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki
penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang
dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar
keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti
dari kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Trusting Intention
Trusting
intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada
orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah
langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan
kognitif seseorang kepada orang lain. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa
ada dua elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to depend
dan subjective probability of depending.
a. Willingness to Depend
Willingness to depend
adalah kesediaan konsumen untuk bergantung kepada penjual berupa penerimaan
resiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi.
b. Subjective Probability of Depending
Subjective probability of depending
adalah kesediaan konsumen secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi
kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau
permintaan dari penjual.
D.
Kategori
Kepercayaan
Kategori adalah hal – hal yang perlu
dinilai dalam suatu kjepercayaan.
Robert Galford dan Anna Seibold dalam
bukunya ‘The Trusted Leader’,
mengatakan terdapat beberapa kategori trust dalam organisasi, yakni :
1. Strategic
trust. Merupakan kepercayaan yang harus dibangun dan dimiliki
organisasi terhadap misi, strategi dan kemampuan sukses organisasinya.
Ketidakjelasan terhadap hal tersebut akan memunculkan ketidakjelasan langkah
strategis yang dilakukan organisasi.
2. Organizational
trust. Yakni kepercayaan bahwa kebijakan organisasi dijalankan
dengan adil. Memberikan ruang bagi person di dalamnya untuk berkembang secara
optimal dan sistemis.
3. Personal
Trust. Yakni kepercayaan bahwa semua person yang ada dalam
organisasi di drive oleh pemimpin yang berlaku adil dan peduli terhadap
kepentingan mereka. Para pemimpin harus memiliki kredibilitas (Credibility) dan
pengetahuan tentang apa yang menjadi tugas kepemimpinannya. Bisa diandalkan
(Reliability) dan memiliki kedekatan bersama (Intimacy).
E.
Manfaat
Kepercayaan
Dalam harian Jakarta Consulting
Publication Online manfaat kepercayaan dalam suatu organisasi adalah :
1. Terciptanya
iklim saling berbagi informasi dan kolaborasi.
2. Pertumbuhan
organisasi yang lebih cepat.
3. Meningkatnya
kepercayaan pelanggan dan masyarakat.
4. Berkembangnya
iklim transparansi.
5. Mendorong
inovasi.
6. Terwujudnya
keselarasan antara sistem dan struktur organisasi.
7. Mempertinggi
loyalitas karyawan.
8. Eksekusi
strategi yang lebih efektif.
9.
Pemanfaatan seluruh sumber daya organisasi
dengan lebih efektif dan efisien.
Min kalo boleh tau itu buku yg husaini usman yg edisi keberapa min ?
BalasHapus