Bab
I
Manajemen
A.
Pengertian
Manajemen
Manajemen
berasal dari bahasa perancis kuno management yang memiliki arti “seni
melaksanakan dan mengatur”. Manajemen dalam arti luas juga mempunyai Pengertian
sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pegendalian (P4) sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen
dalam arti sempit adalah manajemen sekolah atau manajemen madrasah yang
meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah, pengawasan/evaluasi, dan system informasi sekolah/madrasah.
Pengertian
manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam mengatur, mengelola, dan
mengkoordinasi yang bertujuan untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai
tujuan
B.
Konsep Dasar Manajemen
a. Manajemen
sebagai ilmu
Untuk menmahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat system
kerja sama ini bermanfaat bagi manusia.
b. Manajemen
sebagai seni
Manajemen adalah seni
untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian pula
demi kesejahteraan dan kebahagian bagi pimoiban maupun pekerja serta memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.
c. Manajemen
sebagau profesi
Manajemen sebagai suatu
profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-ornag yang
memiliki keahlian sebagai kader, pemimpin atau manjer pada suatu organisasi/
suatu perusahaan
tertentu.
d. Manajemen
sebagai proses
Manajemen adalah proses
yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
dimana didalam masing-masing bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan dan
keahlian serta di ikuti secara berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan.
C.
Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen secara garis besar dibagi atas 4 hal
atau yang biasa di singkat dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai POAC. Mari kita
liat pembahasannya sebagai berikut :
1. Planning (perencanaan)
Planning
dijadikan sebagai landasan dalam proses pengambilan keputusan/ analisisis
kebutuhan.
Planning
berguna untuk meminimalisir kesalahan – kesalahan yang mungkin di temui saat
pelaksanaan dilapangan.
2. Organizing (pengorganisasian)
Tujuan
manajemen yang kedua adalah organizing atau pengorganisasian. Organizing
bertujuan untuk menyusun disain kerja, pembagian tugas, serta pembentukan
struktur organisasi dalam suatu pekerjaan.
Misalnya
:
Suatu
perusahaan memiliki pekerjaan pembuatan bangunan. Sebagai seorang manajer harus
mampu mengatur pembagian kerja yang baik bagi para karyawannya. Misalnya,
pembagian kerja antara arsitektur, pembuat bahan pondasi, sampai pada pembangun
pondasi. Jika seorang manajer memiliki fungsi organizing yang baik maka
pekerjaan akan terasa ringan, efektif dan selesai tepat pada waktunya.
3. Actuating (pengarahan)
Seorang
manajer harus memiliki sikap actuating artinya mampu mengarahkan para
pekerjanya untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan dan job desk masing
– masing.
Contoh
simpel yang sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari yaitu :
Misalnya
seorang ketua kelas yang memiliki rekan kerja seperti sekretaris, bendahara dan
humas. Ketua kelas harus mampu menggerakkan semua anggotanya untuk menjalankan
tugasnya dengan baik. Seorang bendahara yang memiliki kewajiban untuk menangani
permasalahan keuangan harus mampu menangani pekerjaan itu dengan baik. Tugas
seorang ketua sebagai actuating adalah menggerakkan kinerja bendahara. Jika
bendahara tidak menajalankan tugasnya dengan baik, maka permasalahan akan
menyangkut semua kegiatan dalam kelas tersebut.
4. Controlling (mengawasi)
Dalam
proses controlling seorang manajer akan mengetahui apakah perencanaan yang ia
buat telah berjalan dengan lancar. Jika “iya” maka dilakukan proses
pengembangan sehingga pekerjaannya akan dapat ditingkatakan atau dipertahankan
secara berkelanjutan.
Jika
tidak, maka dilakukan proses evaluasi mengenai permasalahan – permasalahan yang
terjadi. Merencanakan jalan keluar. Dan kembali lagi pada proses awal yaitu
“planning”.
Seluruh
tugas dan fungsi dari manajemen ini sebenenarnya berkesinambugan satu sama
lain. Jadi, jika salah satu fungsi manajemen tidak berjalan dengan baik maka
tidak akan dapat mencapai tujuan.
Bagian –
bagian yang termasuk controlling (pengawasan)
:
- Monitoring
- Evaluasi
- Supervise
D.
Keterampilan Seorang Manajemen
Keterampilan – keterampilan itu adalah sebagai berikut :
a. Decision Making Skill (Keterampilan dalam Mengambil
Keputusan)
Seorang
manajer harus memiliki keterampilan dalam megambil keputusan. Karena keputusan
yang diambil oleh pemegang pengambilan keputusan (manajer) dalam perusahaan
sangat berpengaruh pada produktifitas perusahaan, kinerja karyawan, koordinasi
antar sesama pihak dan kelanjutan berdirinya perusahaan.
Secara
garis besar, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 3 macam :
1. Rational decision yaitu mengambil keputusan dengan cara
yang rasional atau masuk akal.
Proses
pengambilan keputusan dengan rasional decion ini biasanya berdasarkan fakta dan
norma yang berlak di lapangan. Atas dasar perhitungan yang sudah rasional dan
bukan berdasarkan asumsi belaka.
2. Behavior decision adalah perilaku untuk mengambil
keputusan atas dasar kesepakatan (musyawarah untuk mufakat). Dalam proses
pengambilan keputusan dari jenis ini, biasanya manajer membuat rapat dan
diskusi antar instansi perusahaan untuk menetapkan keputusan. Asumsi dan
pendapat dari karyawan sangat berpengaruh bagi perusahaan yang menggunakan
acuan behaciour decision dalam pengambilan keputusannya.
3. Intuition decision adalah pengambilan keputusan atas
dasar keberanian, pengalaman, kedekatan seseorang kepada Tuhan.
Proses
pengambilan keputusan secara instuition decision ini biasa dilakukan oleh
perusahaan – perusahaan yang telah berkembang. Pengalaman manajerial yang
dimiliki menjadi salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan
dari jenis ini.
Selain
kemampuan mengambil keputusan. Seorang manajer juga harus memiliki kemampuan –
kemampuan lain seperti :
b. Interpersonal skill
Interpesonal
skill adalah kemampuan manajerial
seseorang untuk mengatur dan mengarahkan seseorang ke arah yang di inginkan.
Melihat
dari bagaimana keterampilan-keterampilan seseorang yang bervariasi. Lebih
banyak mengarahkan seseorang untuk berkomunikasi, meyakinkan seseorang /
mempengaruhi orang lain (negosiasi). Kemampuan interpersonal skill harus
dimiliki oleh manajer - manajer
khususnya dalam bidang sales marketing.
c. Political skill juga termasuk ke dalam interpersonal
skill namun sifatnya lebih memaksa.
d. Technical skill
Techinal
skill adalah kemampuan yang berkaitan dengan teknik. Seperti skill dalam mengoperasikan
mesin – mesin bisnis, komputer, mesin proyek atau keterampilan untuk
mengoperasikan soft ware apabila pekerjaannya mencangkup bidang desaign grafis.
e. Social Communication Skill
Pada
kesempatan kali ini, saya ingin menambahkan satu kemampuan yang tak kalah
penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer.
Social
communication skill berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan orang lain. Menciptakan lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan,
mengadakan acara – acara yang dapat mendekatkan para karyawan dengan atasannya
merupakan beberapa contoh dari Social communication skill. Banyak keuntungan
yang dapat di peroleh oleh seorang manajer apabila Ia memiliki kemampuan yang
satu ini. Salah satunya adalah meningkatkan produktifitas perusahaan.
Mengapa
demikian ?
Karena
dengan terciptanya situasi kerja yang menyenangkan, bebas stress, kekeluargaan
yang melekat, kehangatan suasana kerja, keterbukaan antara atasan dengan
bawahan dan sebaliknya akan meningkatkan kinerja para pegawai. Sehingga
bersinggungan dengan meningkatkan tingkat produktifitas perusahaan.
Sebagai
seorang manajer, seseorang harus mampu menguasai ke – 4 kemampuan dasar
tersebut. Karena titik tumpu dan acuan perusahaan terletak pada bagaimana
seorang pemimpin mampu mengarahkan dan merekatkan garis koordinasi dalam
perusahaannya.
Selain
itu, ilmu manajerial dan pengalaman yang mumpuni menjadi faktor pendukung dalam
mencapai keberhasilan me-manage setiap tindakan.
Bagi
kalian yang bercita – cita untuk menjadi seorang pemimpin perdalamlah ilmu.
Belajarlah untuk meningkatkan Intelectual Question (IQ), berorganisasilah untuk
mengasah Emosional Question (EQ) belajar dari kehidupan untuk menambah
pengalaman agar tidak hanya melihat dari satu sisi kaca mata. Serta jangan takut
untuk memperdalam agama sebagai landasan dan pondasi awal pengawasan terhadap
diri sendiri Spiritual Question (SQ).
Serta yang paling
terpenting, belajarlah untuk mengatur diri sendiri sebelum Anda mengatur orang
lain. Kesuksesan Anda dalam mengatur diri sendiri dapat menjadi acuan
“Bagaimana Anda sukses mengatur orang lain”.
https://www.jendelaku.com/2020/04/pengertian-manajemen.html
BalasHapus