Universitas Negeri Jakarta dan Kisah Mistis
di Dalamnya
Universitas Negeri Jakarta,
kampus yang berdiri sejak tanggal 16 Mei 1964 di Jakarta yang merupakan tempat
pendidikan pertama bagi para pengajar di Indonesia, ternyata memiliki sisi lain
yang mengejutkan. Kampus yang terdiri dari 8 Fakultas dengan lebih dari 20
jurusan di dalamnya ini memiliki gedung – gedung tua yang membuat bulu kuduk
merinding.
Saksi
sejarah berdirinya pendidikan modern di Indonesia, bangunan – bangunan tua yang
masih tersisa ala “rumah Belanda” membuat memori masa penjuangan dan pertumpah
darahan terasa kuat di dalamnya.
Singkat
cerita. Konon, salah satu bangunan yang merupakan bangunan pertama yaitu Gedung
Daksinapati yang terletak dekat parkiran motor Jalan Utan Kayu, menjadi salah
satu gedung paling bersejarah sekaligus mengerikan di sana. Gedung yang hanya
berdiri sendiri dan memisah dari gedung – gedung lain yang ada di Universitas
Negeri Jakarta ini membuat bentuk gedung terlihat angker.
Gedung
tua yang belum pernah berubah desain bangunannya sejak awal Universitas Negeri
Jakarta berdiri ini menyimpan segudang misteri. Sering terjadi hal – hal aneh
dan mengejutkan disana. Salah satu contohnya adalah adanya peraturan yang mengatakan
bahwa “Gedung Daksinapati harus kosong
tidak boleh lebih dari jam setengah 7 malam” yang akhirnya tercetuslah
Gerakan Setengah Tujuh (GST). Banyak mahasiswa yang bertanya – tanya mengapa peraturan
itu diberlakukan di Gedung ini. Alasannya adalah mensterilisasi Gedung dari
sampah – sampah yang mungkin terjadi akibat ulah aktivitas manusia di dalamnya,
sahut penjaga Gedung yang setiap hari membersihkan dan merawat Gedung ini.
Namun
ada juga yang mengatakan bahwa apabila lewat jam setengah 7 Gedung Daksinapati
sering memperlihatkan hal – hal aneh. Seperti sesosok ratu Belanda yang
melintas, mahasiswa yang berjalan sendirian di lorong dengan menunduk sampai
seorang wanita tanpa nama yang sering mondar – mandir di pojok bangunan lantai
1 sambil menyisir rambutnya yang tergerai panjang.
Selain
kejadian – kejadian aneh yang sering dilihat oleh mahasiswa – mahasiswi
Universitas Negeri Jakarta , ada pula suara – suara aneh yang sering terdengar
lewat pukul setengah 7 malam. Seperti suara bangku yang diseret dari kejauhan,
suara bising suasana kelas saat jam kuliah padahal mahasiswa sudah tidak ada di
kampus, suara teriakan orang meminta tolong, pekikan semangat mahasiswa dalam
kondisi Gedung sudah kosong, bahkan orang yang bernyanyi secara lirih
menyanyikan lagu – lagu kebangsaan dengan bahasa Belanda yang kemudian lenyap.
Banyak
mahasiswa yang tidak mempercayai hal itu, namun ada pula yang percaya karena
sudah melihat dan mendengar sendiri setiap lewat pukul setengah 7 malam.
Salah
satu mahasiswa yang mempercayainya adalah Mr. X.
Mr. X
adalah salah satu aktivis kampus anggota BEM J (Badan Eksekutif Mahasiswa
Jurusan) yang ada di Gedung Daksinapati. Setiap hari Ia tidak pernah pulang
kurang dari jam 6 petang sambil menunggu adzan maghrib di kampus karena jarak
rumah dan kampusnya lumayan jauh, membutuhkan waktu 2 jam tempuh dengan sepeda
motor apabila tidak ada gangguan. Beliau juga menuturkan, bahwa apabila sholat
maghribnya tidak dikerjakan di kampus maka tidak akan terburu atau bahkan
terancam sholat di masjid pinggir jalan.
Suatu
hari menjelang kegiatan dan acara yang akan di buat oleh organisasinya, Mr. X mendapatkan
tugas yang harus diselesaikan dan dikumpulkan esok hari untuk melegalisasi
dokumen pengesahan sebelum Dekan Fakultas berangkat ke Semarang karena ada
kunjungan Dinas. Menanggapi tugas itu, Mr. X memutuskan untuk menyelesaikannya
di kampus dengan alasan “takut ngga keburu kalau dikerjakan dirumah”.
Adzan
maghrib pun berkumandang, seperti biasa Mr. X meyempatkan waktu terlebih dahulu
untuk menunaikan ibadah. Selepas menunaikan ibadah, teman – teman Mr. X pun
pulang begitu pula dengan anggota dari BEM J lain, dan hanya tersisa Mr. X di lantai
3 Gedung tua itu.
“Teman – teman saya sudah pulang semua.
Begitu juga dengan pengurus dari BEM J lainnya. Tinggal saya sendirian di
Sekret. Awalnya saya ngga tau kalau ada Gerakan Setengah Tujuh (GST) yang mulai
di berlakukan di kampus, jadi saya tenang – tenang saja”. Ucap laki – laki
bertubuh kekar itu.
“Pas saya lihat jam menunjukkan pukul 18.15 saya merasa hawa
dingin mulai menyelimuti, awalnya saya fikir karena pengen hujan kan waktu itu
emang lagi musim hujan. Tapi dinginnya lama – lama makin nusuk, saya ambil
jaket dan ngga nanggepin aja terus lanjutin tugasnya” sambung pria itu.
Karena
sibuk mengerjakan tugas, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.20. Belum
ada tanda – tanda atau hal aneh yang terlihat. Pria itu pun segera menutup
laptopnya dan memutuskan untuk pulang. Suasana sepi, bagaikan tidak pernah ada
kehidupan di dalam gedung itu mulai terasa. Seketika ada yang menepuk pundaknya
seraya berkata
“Mas, belum pulang?”
“Ohiya pak belum, masih ada tugas kuliah”
“Segera pulang mas, saya mau mengunci pintu gedung ini”
“Iya pak, ini juga saya mau pulang. Duluan ya pak” sambil
berbalik badan Mr. X pergi meninggalkan Sekret.
Baru setengah perjalan menuju tangga turun. Mr. X teringat
bahwa masih ada yang ketinggalan di Sekretnya.
“Almet, ohiya almamater gue ketinggalan. Padahal besok harus
dipake buat apel Grand Opening acara”. Bisiknya dengan suara lirik.
Saat Ia berbalik badan.
“Door!!! Mas, belum pulang? Emangnya ngga tau ada Gerakan
Setengah Tujuh di kampus ini?”
“Suara itu terdengar berat dan sama persis sama suara tadi.
Cuma nadanya agak marah”. Lanjut Mr. X.
“Loh bapak kan tadi sudah menanyakan hal ini sama saya, ini
saya mau pulang pak tapi ada barang yang tertinggal didalam”.
“Saya dari tadi keliling gedung dan sudah tidak ada
mahasiswa disini, saya baru lihat mas. Dan sekarang mas harus pulang”.
Kaget setengah mati pria itu, bagaimana mungkin bapak
penjaga gedung itu tidak melihat Mr. X yang daritadi ada di gedung Daksinapati
sambil mengerjakan tugas. Tanpa berfikir macam – macam ia pun tetap berjalan
kecil.
“Maaf pak. Tapi saya mau mengambil barang
saya yang tertinggal di Sekret”
“JANGAN” suara bapak itu mulai meninggi.
“Seketika saya shock, saya ngga tau kenapa itu bapak begitu
keras melarang saya untuk kembali. Padahal pertemuan pertama tadi bapak ini
baik banget. Saya seperti melihat orang kembar namun beda sifat”.
Suasana
mulai menggebu – gebu keluar dari mulut Mr. X.
“Lebih baik kamu pulang, dan besok pagi datang ke sini pagi
– pagi untuk megambil barang itu. Tapi jangan sekarang”.
Tanpa
basa – basi dan niat untuk melawan. Pria itu pun pulang dengan seribu
pertanyaan di benaknya. Yang salah satunya “kenapa gue ngga boleh balik lagi?”.
Masih
dimalam itu, pria itu berjalan menyusuri satu demi satu tangga gedung
Daksinapati untuk sampai ke parkiran.
Tiba –
tiba Ia berhenti pada satu anak tangga karena dikejutkan dengan hal aneh yang
terjadi malam itu. Suara kursi besi yang diseret begitu keras terngiang di
kepalanya ditambah dengan suara mahasiswa yang ramai layaknya jam kuliah masih
berlangsung.
“Gila
kali, malem – malem gini masih ada mata kuliah. Ngga ngebul apa otaknya?”.
Fikir pria itu.
Namun
saat Ia ingin melanjutkan perjalanan untuk menuruni anak tangga seketika suara
itu hilang. Berhenti lagi lah langkah pria bertubuh tegap itu dan makin bingung
dengan keadaan ini.
Saat
tengah temenung memikirkan kejadian aneh itu, seorang wanita dengan tangan
dingin dan rambut panjang yang menutupi wajahnya menepuk pundaknya seraya
berkata
“Mas,
mikirin apa?”
“Eh,
mbak. Saya penasaran aja, tadi ada suara ramai – ramai diatas padahal udah
malam begini. Suara apa itu ya mbak?”
Wanita
itu hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuruni tangga. Tiba – tiba
wanita itu berbelok ke arah lorong lantai 1 yang merupakan gudang penyimpanan
kursi rusak dan barang – barang lain yang sudah tidak terpakai namun masih
disimpan.
“Entah
saya bingung untuk apa barang – barang itu disimpan di gudang, kenapa tidak di
buang saja. Namun lagi – lagi saya dimarahi ‘tugas kamu hanya kuliah, itu bukan
urusan kamu’ kata penjaga gedung itu”. Cerita pria berkacamata ini.
Pria
itu pun melanjutkan perjalanannya menyusuri lorong tangga lantai 1 gedung
Daksinapati. Lagi dan lagi Ia dikejutkan dengan suara aneh. Kali ini lebih
mengerikan. Suara teriakan wanita dari lorong dekat gudang yang tadi wanita itu
masuki.
“AAAAAA....”
Seketika
pria itu pun lari menuju gudang yang berada di lorong lantai 1 dan bermaksud
untuk menolong wanita itu. Namun pintu gudang terkunci rapat dan tidak ada siapa – siapa disepanjang lorong itu. Kaget
bukan main, tanpa pikir panjang Ia pun segera berlari menuju parkiran karena
takut.
“Heii”
Tiba –
tiba ada suara keras dan lantang dari kejauhan.
“Ngapain
kamu disitu, segera pulang”
Ternyata
bapak penjaga gedung itu yang berbicara, sambil mengangguk pria itu pun segera
berlari tenengah – engah dan mencari pintu keluar.
Berlari
ke kanan ke kiri namun tak ditemuinya pintu keluar.
“Perasaan
tadi saya udah lewat sini dua kali, tapi ngga ketemu juga pintunya. Sampai pada
akhirnya saya bertemu dengan seorang wanita putih sekali kayak ratu Belanda
namun pakai kerudung. Saya kira dosen yang sedang lembur saya pun
menghampirinya, namun tiba – tiba ada yang memegang saya dari belakang”.
“Kamu
masih disini juga? Kenapa belum pulang”
Ternyata
bapak penjaga gedung itu. Pria itu pun menoleh ke belakang dan berkata
“Saya
sudah berlari – lari hampir setengah jam pak, tapi tidak ketemu pintu
keluarnya. Tadinya saya mau nanya sama wanita itu”.
Dengan
nafas terengah – engah, pria itu pun menunjuk ke arah seorang wanita keturunan
Belanda yang tadi dilihatnya. Kaget bukan main ternyata wanita itu tidak ada.
“Wanita
yang mana?” Sahut bapak itu.
“Wanita
keturunan Belanda yang menggunakan kerudung abu – abu yang tadi berdiri
menghadap ke jendela disitu”.
“Ny.
Rogowell”
“Bapak
itu, menyebutkan sebuah nama Belanda, tapi saya ngga terlalu mendengar jelas
namanya. Pokokny ada Ro ro nya gitu”. Sambung pria itu.
“Apa
pak? Siapa wanita itu?”. Balas pria itu pada bapak penjaga.
“Tidak
tidak, sudah mari saya antar keluar gedung ini”.
Pria
itu pun diantar oleh bapak penjaga gedung untuk keluar. Dengan baju yang
dibasahi keringat dan nafas terengah – engah. Akhirnya pria itu sampai di
parkiran motor dan segera mengemudikan motornya.
Saat
keluar dari parkiran tiba – tiba telepon genggam pria itu berbunyi. Nomor yang
tidak dikenal bertuliskan “memanggil”.
“Halo,
selamat malam” Sahut saya.
“Tolong
saya”.
“Suaranya
lirih gitu. Namun entah mengapa kok buat saya merinding. Padahal itu suara
cewek loh”. Jelas pria itu.
“Tolong
apa? Ini siapa? Halo”. Namun tidak ada balasan.
Berkali
– kali pria itu mengulang ucapannya namun tetap tidak ada balasan.
“Sunyi,
senyap, wanita itu seperti sedang berada di suatu ruang hampa gitu”. Ucapnya dalam benak.
Dilihat
kembali telepon genggamnya, ternyata panggilan sudah terputus.
Lagi –
lagi, laki – laki itu dibuat kaget bukan main, ternyata saat ini waktu sudah
menunjukkan pukul 00.10 dengan tanpa basa – basi lagi Ia pun segera menarik gas
motornya dengan semangat.
“Hampiang,
saya berangkat pagi pulang pagi”.
--
Keesokan
harinya Ia pun kuliah seperti biasa, dengan perasaan menggebu – gebu Ia
menceritaakn hal tersebut pada teman – temannya. Namun sial, tidak ada satu
orang pun yang mempercayainya.
“Kalo
lo semua ngga percaya, sini gue anterin ke penjaga gedung yang semalem bareng sama
gue. Biar dia yang nyeritain kalo gue pulang malem terus ketemu kejadian –
kejadian aneh di gedung ini”.
“Penjaga
gedung yang mana?”
“Yang
badannya kecil, gendut, kumisan”
“Pak
Bon?”
“Nah
iya pak Bon, soalnya dia masih pake ID Card dan tulisannya ‘B....’ apa gitu gue
ngga sempet baca. Yang keliatan Cuma huruf B nya”.
“Atagfirullah,
beliau kan udah meninggal setahun yang lalu karena jatuh dari tangga pas lagi
bersih – bersih gedung”
“.....”
“Kaget setengah mati saya denger cerita itu, gimana mungkin orang mati bisa hidup lagi?” Lanjut pria itu.
“Kaget setengah mati saya denger cerita itu, gimana mungkin orang mati bisa hidup lagi?” Lanjut pria itu.
Pria
itu pun bergegas menuju Sekret tempat Ia mengerjakan tugasnya semalam, dan
mengambil almamaternya yang tertinggal.
Namun,
lagi dan lagi Ia pun terkejut. Tugas yang seharusnya sudah jadi, masih
berserakan di Sekret BEMJ-nya. Ia pun segera merapihkan dokumen itu dan
melihatnya satu per satu.
“Bener.
Ternyata masih kosong. Belum diketik bahkan. Dilaptop pun ngga ada datanya”.
“Aneh,
Ternyata tugas saya belum saya kerjain dari kemaren, terus almamater saya
ternyata ada di tas” Sambil menahan tawa.
“Saya
pun kebingungan, ‘bagaimana bisa?’ Tapi ternyata saya baru sadar kalau semua
yang saya alami itu cuma mimpi, ternyata hari ini masih pukul 14.00 dan saya
tertidur dikelas sudah kurang lebih selama 2 jam hehehe. Maaf ya udah menyita
waktunya”
*lempar
laptop* *banting Mr. X*
-______________________________________________________________________-
ini ngeselin banget yaak, ceritanya -_______- wkwkwk
BalasHapussaya kira jg beneran.hahaha
HapusHampir aja gue takut kalo di unj sampe malem tau taunya begini ceritanya wkwk
BalasHapusYa allah ka edita wkwkwkwkw sama ka
Hapushttp://pelangimerah99.blogspot.nl/2017/11/pelangikita_98.html
BalasHapushttp://pelangimerah99.blogspot.nl/2017/11/pelangikita_18.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Pelangikita.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami
- BBM : D8C5975D
- WHATSAPP : +855 98 874 349
- LINE : poker_pelangi
Anjay juga
BalasHapusWKWKWKW SILVIII! Gue hampir percaya cerita lu :"
BalasHapusBener2 hahahahahah
BalasHapuswkwkwkw mendebarkan kak, tp saya punya pengalaman di gedung itu, percaya gk percaya saya alamin sendiri, waktu ada kuliah psikologi perkembangan jam 8 pagi, setengah 7 saya udah di daksin, apadaya blm buang hajat akhirnya saya ketoilet lantai satu yg ada di sisi barat lorong. pas lagi menunaikan kewajiban pagi, ada suara air kran dibuka, trs ditutup, dilanjtin suara siraman air ke lobang wc, pikir saya gk ada yg masuk drtd, soalnya jam segitu masih sepi bgt, kebetulan saya udah tuntas melaksanakan kewajiban dan gk lupa cebok, saya buka pintu wc, trs clingak clinguk ke bilik2 disebelah, gk ada satupun yg ketutup pintunya.wkwkwkw saya langsung kabur
BalasHapuspengalaman kedua, lagi ada pameran lukisan di loby lantai 1 gedung daksinapati, saya biasa display karya tengah malem bareng temen2 sejurusan seni rupa, pas di tengah2 lobi sekitar jam 12 atau 1 malem klo gk salah, entah kenapa pandangan saya ke arah lorong bagian barat yang ujungnya kamar mandi disebelah kiri dan kanan. gk lama mata saya liat ada cewek seumuran anak SD atau SMP pake baju putih rok merah rempel berjalan dari kamar mandi sebelah barat ke kamar mandi sebelah selatan, berjalan agak cepat tp dengan gerakan kaki yang hanya sedikit2, dan kedua tangannya gk beergerak, hanya disamping badannya, kaku banget jalannya. kondisi di lobby padahal banyak mahasiswa seni rupa, saya langsung lemes liat penampakan itu, saya ngetik skrg pun berasa merinding disko bayangin itu, tengah malem kenapa ada anak cewek di kamar mandi yg terkenal horror itu.wkwkwkw aah merinding jadinya nih
untuk cerita pertama kira2 tahun 2004, cerita pas pameran di lobby sekitar 2005-2007, saya agak lupa. sebenernya gedung F jurusan senirupa gk kalah serem dari lantai 1 sampai lantai 3, karna dulu banyak lukisan dan patung karya2 mahasiswa lama yg ada digudang. trs kalo masih ada musholah di belakang gedung F, yg deket perpus, itu banyak kejadian gk ngenakin klo malem.
Hapus