Motivasi Manajemen



Bab VIII
Motivasi

   A.   Definisi Konseptual

1.    Menurut Schuk, et al., (2010)
Motivation is the process wherebye goal- directed activity is instigated and sustained. (Motivasi adalah proses melalui kegiatan pencapaian tujuan yang telah mendorong dan berkelanjutan).

2.    Menurut Stephen P. Robbins (2007)
Motivation as the willingness to exert high levels of effort to ward organizational goals, conditional by effort’s ability to satisfy some induvidual need. (Motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu).

3.    Menurut Merle J. Moskowits
Motivation is usually defined the initiatif and direction of behavior and the study of motivation is in effect the study of course of behavior. (Motivasi didefinisikan secara umum sebagai insiatif dan pengarahan tingkah laku dan pengajaran motivasi sebenarnya merupakan pembelajaran tingkah laku.

4.    Menurut Sardiman (2007: 73)
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak

   B.   Teori – teori Motivasi

a.    Hierarki Teori Kebutuhan (Hierarchical of Needs Theory)
Menurut Abraham Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan yaitu Kebutuhan Fisik terdiri dari kebutuhan akan perumahan, makanan, minuman, dan kesehatan. Kebutuhan rasa aman dalam dunia kerja, pegawai menginginkan adanya jaminan sosial tenaga kerja, pensiun, perlengkapan keselamatan kerja, dan kepastian dalam status kepegawaian. Kebutuhan sosial, kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain, dan mencintai orang lain. Kebutuhan pengakuan, kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain. Sedangkan kebutuhan untuk aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi.

b.    Teori Kebutuhan McClelland’s (McClelland’s Theory of Needs)
McClelland theory of needs memfokuskan kepada tiga hal, yaitu :
1.    Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan: kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan.
2.    Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja: kebutuhan untuk membuat orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana didalam tugasnya masing-masing
3.    Kebutuhan untuk berafiliasi: hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja.

c.    Teori X dan Y Mc. Gregor
Teori X dan Y, Douglas McGregor yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2003:160) mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang manusia, negatif dengan tanda label x dan positif dengan tanda label y.
a)    Teori X (negatif) merumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1.    Rata-rata karyawanmalasdantidaksukabekerja.
2.    Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindari tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain.
3.    Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
4.    Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi.

b)    Teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut :

1.    Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja, sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal tidak bekerja.
2.    Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
3.    Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengambangkan dirinya untuk mencapai sasran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan karyawan mewujudkan potenisnya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.
d.    ERG Theory (Existence, Relatedness, Growth Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang dikutip oleh A. A. Anwar prabu mangkunegara (2007:98), yang sebetulnya tidak jauh berbeda dengan teori dari Abraham Maslow. Teori ini mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan manusia, yaitu :
a)    Existenceneeds, kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits.
b)    Relatednessneeds, kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.
c)    Growth needs, kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.

e.    Teori Herzberg
Menurut Hezberg adalah teori yan ia kembangkan lagi berdasarkan teori Hiegiene yakni, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu :

a)       Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan (maintenance factors).  Faktor kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, supervisi, macam-macam tunjangan.
b)       Faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi yang baik.

   C.   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1.    Faktor ekstern :
a.    Lingkungan kerja
b.    Pemimpin dan kepemimpinannya
c.    Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
d.    Dorongan atau bimbingan atasan

2.    Faktor intern :
a.    Pembawaan individu
b.    Tingkat pendidikan
c.    Pengalaman masa lampau
d.    Keinginan atau harapan masa depan

Sumber lain mengungkapkan, bahwa di dalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :
a)     Individu dengan segala unsur-unsurnya: kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, latar belakang kehidupan sosial budaya, dan sebagainya.
b)     Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap  kerja, harapan dan cita-cita dalam kerja itu sendiri, kemungkinan timbul perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.
c)     Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh  masing-masing individu terhadap peaksanaan pekerjaannya.
d)     Pengaruh yanga kana datang dari berbagai pihak.
e)     Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f)      Prilaku atas perbuatan yang ditapilkan oleh ndvidu
g)     Timbul persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.

   D.   Konsep – konsep Motivasi

Konsep motivasi yang dijelaskan oleh suwanto adalah sebagai berikut :
a.    Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.

b.    Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.

c.    Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivaMenurut Mc. Dougal, jenis motivasi dibagi menjadi 2, yakni :

   E.   Jenis – jenis Motivasi

1.    Motivasi Primer (Segi Biologis atau Jasmani Manusia)
Motivasi Primer adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh seseorang yang senang membaca tidak perlu lagi didorong untuk membaca, ia dengan sendirinya akan mencari buku-buku untuk dibacanya. Atau tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan.

2.    Motivasi Sekunder (Lingkungan)
Motivasi sekunder adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu tidak ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagi contoh yakni, seseorang yang bekerja karena ingin mendapatkan hadiah dari orang lain. Atau pengertian lainnya yaitu, motivasi yang dipelajari yang berkaitan dengan motif sosial, sikap, dan emosi dalam belajar (Afektif, kognitif, kuratif).

Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005), yaitu sebagai berikut :

a)    Motivasi Positif (Insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik sajasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

b)    Motivasi Negatif (Insentif negatif), manajer memotivasi bawahannya dengan memberi hukuman kepada mereka yang memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dengan jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum., tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
Dalam praktek kedua motivasi diatas sering digunakan oleh manajer suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.





0 komentar:

Posting Komentar