Bab X
Komunikasi
A.
Pengertian
Menurut
Effendi (1992) :
Komunikasi diartikan sebagai upaya
seseorang untuk merubah pikiran, perasaan atau perilaku orang lain.
Menurut
Mary Ann (1998) :
Komunikasi merupakan elemen dasar dari
hubungan interpersonal untuk membuat, memelihara, dan menampilkan kontak dengan
orang lain.
Fred C
Lumenburg (2010) :
“Communication
is the process of transmitting information and common understanding from one
person to another. The elements of the communication process are the sender,
encoding the message, transmitting the message through a medium, receiving the
message, decoding the message, feedback, and noise. A number of barriers retard
effective communication. These can be divided into four categories: process
barriers, physical barriers, semantic barriers, and psychosocial barriers”.
“Komunikasi adalah proses transmisi
informasi dan pemahaman umum dari satu orang ke orang lain. Unsur-unsur dari
proses komunikasi adalah pengirim, pengkodean pesan, transmisi pesan melalui media,
penerimaan pesan, decoding pesan, umpan balik, dan gangguan.”
B.
Fungsi
Komunikasi
Menurut Alo Liliweri
(2007 ; 18), secara umum ada lima kategori fungsi utama komunikasi dan Manfaat
Komunikasi diantaranya :
1.
Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi
agar dapat diketahui penerima (informasi / to inform), fungsi utama dan pertama
dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan
informasi kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi
itu para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.
2.
Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka
mendidik penerima (pendidikan / to educate), fungsi utama dan pertama dari
informasi adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi
yang bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi
itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang ingin dia ketahui.
3.
Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan
penerima (instruksi), fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk
memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang
diperintahkan.
4.
Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi
yang persuasif untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi /
to influence), fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi, fungsi
persuasi adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat
mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan kehendak pengirim.
5.
Sumber menyebarluaskan informasi untuk
menghibur sekaligus mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain), fungsi
hiburan adalah fungsi pengirim untuk mengirimkan pesanpesan yang mengandung
hiburan kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan.
Sedangkan fungsi komunikasi dalam
organisasi dijelaskan oleh Sendjaja (1994) yaitu sebagai berikut :
a.
Fungsi
Informatif
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu
kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi.
Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b.
Fungsi
Regulatif
Fungsi
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu :
1. Berkaitan
dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya.
2. Berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c.
Fungsi
Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
d.
Fungsi
Integritas
Setiap
organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang
dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu :
a. Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b. Saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
C.
Bentuk
Komunikasi
Bentuk – bentuk komunikasi dalam
organisasi oleh Effendy (2000) dibagi menjadi :
1. Komunikasi
Vertikal
Komunikasi
vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal
balik.
2. Komunikasi
Horizontal
Komunikasi
horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara
karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak
formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3. Komunikasi
Diagonal
Komunikasi
diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan
orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi
dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke
bawah dan ke atas (Robbins : 2000) :
- Ke
bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau
organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini
memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
- Ke
atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.
Sedangkan
dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama,
diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara
manajer-manajer pada tingkat yang sama.
D.
Fungsi
Komunikasi
- Kendali
: komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara,
setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus
dipatuhi oleh karyawan.
- Motivasi
: komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para
karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang
dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
- Pengungkapan
emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama
untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan
mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan
rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari
perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
- Informasi
: komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk
mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai
pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).
E.
Tujuan
dan Dampak Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah untuk
membangun/menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau
mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi
terjadi suatu perubahan sikap, pendapat,
perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
Dampak – dampak Komunikasi adalah sebagai
berikut :
1. Perubahan
sosial
Seorang
komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun
negatif.
2. Perubahan
pendapat
Dalam
komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
3. Perubahan
perilaku
Komunikasi
bertujuan untuk merubah perilaku maupun tindakan seseorang, dari perilaku yang
dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup
sehat).
4. Perubahan
sosial
Membangun
dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang
makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersonal.
F.
Elemen
Komunikasi
Elemen – elemen dalam komunikasi :
1. Komunikator
Pengirim
pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan
pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari
jumlahnya terdiri dari satu orang atau lebih.
2. Komunikan
Komunikan
(penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan
komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis,
saling bergantian.
3. Pesan
Pesan
adalah informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi.
4. Saluran
komunikasi & media komunikasi
Saluran
komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Terdapat dua cara :
a. Non
mediated communication (face to face) secara langsung
b. Dengan
media (Media massa atau media elektronik).
5. Efek
komunikasi
Efek
komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam
diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan :
a. Kognitif
(seseorang menjadi tahu sesuatu)
b. Afektif
(sikap seseorang terbentuk)
c. Konatif
(tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).Umpan
balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang
disampaikan.
G.
Macam
– macam Komunikasi
Ada 3 (tiga) macam komunikasi antara lain
(Kariyoso, 1994) :
1.
Komunikasi searah
Komunikator
mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima oleh komunikan.
Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan balik (feedback).
2.
Komunikasi dua arah
Komunikator
mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan, setelah disimpulkan kemudian
komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber berita atau komunikator.
3.
Komunikasi berantai
Komunikan
menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada
komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan kepada komunikan ketiga dan
seterusnya.
H.
Faktor
yang Memengaruhi Komunikasi
Komunikasi sering mengalami gangguan
sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1. Latar
belakang budaya. Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir
seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya
antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
2. Ikatan
dengan kelompok atau grup. Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan.
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai
dengan yang diharapkan.
4. Semakin
tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.
I.
Prinsip
Komunikasi
Dalam menjalin suatu komunikasi diperlukan
prinsip – prisnsip sebagai berikut :
1. Penuh
minat terhadap materi pesan,
2. Menarik
perhatian bagi komunikan,
3. Dilengkapi
alat peraga,
4. Menguasai
materi pesan,
5. Mengulangi
bagian yang penting,
6. Memiliki
kegunaan, dan
7. Jangan
menggangap bahwa setiap orang sudah mengerti pesan yang kita berikan (perlu
umpan balik).
J.
Hambatan
– hambatan Komunikasi
Dalam menjalin suatu komunikasi, pasti
terdapat hambatan – hambatan yang mungkin terjadi. Berikut ini adalah hambatan
– hambatan dalam komunikasi :
1. Filtering, menunjukkan bahwa sender
secara sengaja memanipulasi informasi sehingga receiver akan melihat lebih
favourable.
2. Selective
perception,
receiver dalam proses komunikasi secara efektif melihat dan mendengar berdasar
pada kebutuhan, pengalaman, latar belakang, dan karekteristik lainnya personal
lainnya.
3. Information
oveload, individu mempunyai kapasitas terbatas untuk
memproses data.
4. Emotions, kita
cenderung paling mengesampingkan rasionalitas kita dan proses pemikiran
objektif dan mensubsitusi pertimbangan emosional.
5. Language, umur
dan konteks merupakan faktor terbesar yag memengaruhi perubahan tersebut.
6. Silance,
didefinisikan oleh ketiadaan informasi.
7. Communication
apprehension, mengalami ketegangan yang tidak semestinya
dan kegelisahan dalam komunikasi lisan, komunikasi tertulis atau keduanya.
8. Gender
differences, cenderung digunakan oleh pria untuk menekan
status, sedang wanita cenderung menggunakan untuk menciptakan hubungan.
9. Politically
correct communication, berarti tidak efektif maksudnya
komunikasi yang terjadi ekspresi yang berlebihan sehingga penyederhanaan hilang.
10. Personal
barriers, menunjukkan stiap atribut invidual yang
menghindari komunikasi.
11. Physical
barriers, hambatan fisik dapat berupa suara, waktu,
tempat dan lainnya lagi.
12.
Semantic barriers, hambatan
oleh pengguna kata yang tidak jelas atau ambigu.
0 komentar:
Posting Komentar